Mempunyai Rumah adalah impian setiap individu dan keluarga. Sebuah keluarga dikatakan mapan, apabila telah mandiri secara eksplisit hidup terpisah dari rumah orang tua. Dan lebih "ajeg" bila menempati rumah sendiri.
Namun, sebagai keluarga baru dimana perlu menabung untuk membeli rumah bahkan untuk mengumpulkan DP rumah. Sehingga ketika sebagian tabungan untuk DP terkumpul merasa kurang puas bila tetap disimpan di tabungan.
Alternatif lainnya untuk memarkir dana adalah instrumen obligasi, deposito, dan emas.
Obligasi Ritel, seperti SBN, ORI, Sukuk Tabungan, dan Sukuk Ritel cocok dengan tenor 2-3 tahun.
Untuk ORI dan Sukuk Ritel bisa dijual di pasar sekunder. Sedangkan SBN dan Sukuk Tabungan memiliki fasilitas early redemption pada periode tertentu.
Lantas, berapakah imbal hasilnya bila memarkirkan dana DP rumah Rp 100 juta. Misalnya dana tersebut disimpan di Sukuk dengan kupon 5,5%/tahun, sehingga mendapatkan kupon sebesar Rp 390.000/bulan (dengan pembulatan).
Karena belum membutuhkan tambahan cashflow dan tujuannya untuk menggulung dana, maka kupon tersebut diputar kembali di instrumen reksadana pasar uang dengan asumsi imbal hasil 7%/tahun.
Alternatif lainnya yakni deposito. Deposito skemanya bisa dibagi menjadi:
Langsung cair tanpa perpanjangan sesuai tenor yang dipilih dari 1 - 12 bulan.
Otomatis perpanjangan, setiap kali tenor habis.
Imbal hasil bisa digulung masuk ke pokok deposito setiap bulan.
Imbal hasil bisa turun setiap bulan ke rekening tabungan untuk dinikmati.
Pada kasus ini, asumsinya kita belum membutuhkan tambahan cashflow dari imbal hasil deposito, sehingga kita memasukan imbal hasil untuk digulung bersama dengan pokok deposito. Dengan asumsi tingkat imbal hasil 5%/tahun. Maka berapakah hasil investasi 100 juta di deposito selama 2 tahun.
Jadi memilih instrumen yang mana?
Obligasi plus Reksadana Pasar Uang
Plus: hasil investasi lebih optimal.
Minus: ada extra effort untuk memindahkan kupon ke reksadana serta effort untuk memonitor investasinya.
Deposito Automatic Roll Over:
Plus: proses investasi dan memonitor hasilnya lebih sederhana karena cukup satu tempat.
Minus: hasil sedikit lebih kecil dibanding obligasi plus reksadana PU.
Keputusan investasi, tetap balik lagi pada masing-masing kondisi investor.
Punya pertanyaan lain seputar investasi dan tujuan keuangan lainnya? Gabung bersama teman-teman lain di kelas Investasi Batch 2.
Masukan kode voucher BASIC10, untuk mendapat potongan harga 10% special untuk member Investingmom Indonesia.
Comments